Lewat kelimbak- kelimbak cahaya
Sering ku lihat seberkas wajah tak jelas
Menerangi mata
Umat diseluruh dunia
Sering ku bertanya
Bagaimanakah wajahMu
Wahai kekasih- Nya
Rindu hati ingin melihatMu
Walau hanya sebentar saja
Wajahmu Nabi menenangkan hati
Lewati durjana duka
Yang tlah kau obati
KasihMu dengan syafaat penolong umat
puisi- puisi ini merupakan karya yang sudah rara buat semenjak smp sampai saat ini masih berlanjut.... :)
Senin, 19 Agustus 2013
Dewa Durjana
Kau terang dihati
Ku buat purnama yang abadi
Tertancap di hati
Para semayang dewi
Wajah gagah perkasa
Tiada wibawa arungi cinta
Tenggelamkan hati ku
Di kolam cintamu
Kuda yang kau pacu
Membawa ku terbang bersamamu
Melupakan selain dirimu
Wahai dewa durjana
Cukup cintaku tersesat
Cukup arahku terkaku
Tancapkan cintamu di hati lain
Ku tak sanggup menanggung berat
Ku buat purnama yang abadi
Tertancap di hati
Para semayang dewi
Wajah gagah perkasa
Tiada wibawa arungi cinta
Tenggelamkan hati ku
Di kolam cintamu
Kuda yang kau pacu
Membawa ku terbang bersamamu
Melupakan selain dirimu
Wahai dewa durjana
Cukup cintaku tersesat
Cukup arahku terkaku
Tancapkan cintamu di hati lain
Ku tak sanggup menanggung berat
What do you want?
If the sun still shine
If the moon still beautiful
I think you always see them
I think you always make them
Live in your heart
But now in my old day
The sun and the moon
Not shine and beautiful
You don't see them again
You change to clouds and star
What are you mean?
What do you want?
Tell to the earth
And tell to me who are you?
If the moon still beautiful
I think you always see them
I think you always make them
Live in your heart
But now in my old day
The sun and the moon
Not shine and beautiful
You don't see them again
You change to clouds and star
What are you mean?
What do you want?
Tell to the earth
And tell to me who are you?
Bayang Kelam
Malam dingin membeku
Hati terjauh tenggelam
Cinta lama pun terkenang
Dimana kau dang kumbang kelam?
Lama merenung bulan sabung
Bayang tak kunjung
Hilang entah menjauh
Tinggal diri di lamparan sauh
Wahai kelam mengelam
Dan malam yang diam
Pinta ingin tersambut
Tapi harap dikabut
Pinta ingin sukaria
Tapi nyatanya duka
Batang bayang tak kunjung datang
Bayang pun kian menghilang
Disemburat kabut yang kelam
Hati terjauh tenggelam
Cinta lama pun terkenang
Dimana kau dang kumbang kelam?
Lama merenung bulan sabung
Bayang tak kunjung
Hilang entah menjauh
Tinggal diri di lamparan sauh
Wahai kelam mengelam
Dan malam yang diam
Pinta ingin tersambut
Tapi harap dikabut
Pinta ingin sukaria
Tapi nyatanya duka
Batang bayang tak kunjung datang
Bayang pun kian menghilang
Disemburat kabut yang kelam
Kembang Layu
Dalam sendiri merenung
Bingung tak berujung
Gelisah tak terbendung
Apa nak di rundung
Wahai pujangga impian
Biarkan telinga mendengarmu
Izinkan bunga
Mendekap ragamu
Tak terbiarkan
Asa terkukuh
Datangkan sinaran hasrat tubuh
Biarkan melanglang jua tak terbias
Esok lengkapi jiwa terdiam yang lama bungkam
Entah kapan bunganya berkembang
Kumbang terbang melengkapi
Kesendirian kembang
Bungan tersadar waktu berubah
Kini kembang kuncup melayu
Kumbang jasad tampak tak mau
Hilang di taman baru merengkuh
Cinta kembang baru pelita
Kini tinggal kembang yang layu
Bingung tak berujung
Gelisah tak terbendung
Apa nak di rundung
Wahai pujangga impian
Biarkan telinga mendengarmu
Izinkan bunga
Mendekap ragamu
Tak terbiarkan
Asa terkukuh
Datangkan sinaran hasrat tubuh
Biarkan melanglang jua tak terbias
Esok lengkapi jiwa terdiam yang lama bungkam
Entah kapan bunganya berkembang
Kumbang terbang melengkapi
Kesendirian kembang
Bungan tersadar waktu berubah
Kini kembang kuncup melayu
Kumbang jasad tampak tak mau
Hilang di taman baru merengkuh
Cinta kembang baru pelita
Kini tinggal kembang yang layu
Cahaya Mu
Ketika cahayamu datang
Kumasih bisa tersenyum
Saat cahayamu redup
Ku pun ikut meredup
Terangmu hidupku
Gelapmu matiku
Tak tau raba dan peka
Luapkan segenap rasa
Pelita harapan asa
Jiwa mu lautan cinta
Jangan pernah meredup sayang
Ingatlah aku untuk mu
Kumasih bisa tersenyum
Saat cahayamu redup
Ku pun ikut meredup
Terangmu hidupku
Gelapmu matiku
Tak tau raba dan peka
Luapkan segenap rasa
Pelita harapan asa
Jiwa mu lautan cinta
Jangan pernah meredup sayang
Ingatlah aku untuk mu
perasaan2
Perasaan tak pernah tahu
Bagaimana berbohong ataupun berpura-pura
Perasaan begitu polos
Berkata sesuai fakta
Dan keinginan hati begitu
Halusnya dia jika tergores
Pasti akan hancur lebur
Bersama kepedihan dan air mata
Begitulah perasaan
Dan perasaan ku begitu mendalam
Mendalamnya cintaku
Tenggelam hanya menunggumu
Bagaimana berbohong ataupun berpura-pura
Perasaan begitu polos
Berkata sesuai fakta
Dan keinginan hati begitu
Halusnya dia jika tergores
Pasti akan hancur lebur
Bersama kepedihan dan air mata
Begitulah perasaan
Dan perasaan ku begitu mendalam
Mendalamnya cintaku
Tenggelam hanya menunggumu
Perpisahan2
Bulan bersahut bercahaya tak surut
Awan berjalan mengejar bolong-bolong kecil
Langit tak suram
Wahai kawan langkah kaki kita pun
Seakan berlari mengejar ketertinggalan
Yang baru akan dimulai esok pagi yang akan datang
Kini kita susun lembaran- lembaran yang
Sudah kita ancang mulai dengan
Senyum mengukir di jejak yang kita tinggalkan
Saat tibanya nanti ke tujuan yang akan datang
Simpulan senyum kan tersungging
Slalu di pipi kita yang makin lama berkerut
Kawan..
Pisah ini awal dari pertemuan yang akan datang
Jalan kesuksesan menunggu kita segera mengejarnya
Menjadikan cerita kenangan lalu
Yang akan kita kenang sampai akhir waktu
Saatnya kita saling merangkul ucapkan pisah hai kawanku
Sambil hayati rasa yang lalu
Yakinlah kita akan meraih bulan
Yang terang diwaktu yang akan datang
Awan berjalan mengejar bolong-bolong kecil
Langit tak suram
Wahai kawan langkah kaki kita pun
Seakan berlari mengejar ketertinggalan
Yang baru akan dimulai esok pagi yang akan datang
Kini kita susun lembaran- lembaran yang
Sudah kita ancang mulai dengan
Senyum mengukir di jejak yang kita tinggalkan
Saat tibanya nanti ke tujuan yang akan datang
Simpulan senyum kan tersungging
Slalu di pipi kita yang makin lama berkerut
Kawan..
Pisah ini awal dari pertemuan yang akan datang
Jalan kesuksesan menunggu kita segera mengejarnya
Menjadikan cerita kenangan lalu
Yang akan kita kenang sampai akhir waktu
Saatnya kita saling merangkul ucapkan pisah hai kawanku
Sambil hayati rasa yang lalu
Yakinlah kita akan meraih bulan
Yang terang diwaktu yang akan datang
Perpisahan
Sahabat,awal akan bertemu akhir
Muda pun akan menjadi tua
Yakin sahabat kenangan yang dilaluipun
Begitu penuh cerita
Canda,tawa,sedih,duka
Senang,bahagia,tangis,
Sudah terlewati bersama
Rasa marah luluh menjadi iba
Rasa benci berganti jadi suka
Rasa sayang kini tumbuh jadi cinta
Sahabat kini tiba waktunya
Untuk meraih mimpi yang kita tunda
Bangkit dan raihlah bintangmu
Kita melangkah dengan pasti bersama
Sahabat tantang matahari
Jangan pernah berbalik arah
Yakin sahabat kau mampu
Taklukkan cahayanya
If you can dream it
You can get it my bestfriend
If you want it
You must get it my bestfriend
Saat terakhir kita sahabat
Ucapkan pisah dan rangkullah aku
Melangkahlah sejauh mungkin
Kau tk akan kulupakan
Hingga tiba saatnya
Senyum kini menyertai kita
Dengan membawa bintang yang telah kita dapat
Menenangkan kita selamanya
Muda pun akan menjadi tua
Yakin sahabat kenangan yang dilaluipun
Begitu penuh cerita
Canda,tawa,sedih,duka
Senang,bahagia,tangis,
Sudah terlewati bersama
Rasa marah luluh menjadi iba
Rasa benci berganti jadi suka
Rasa sayang kini tumbuh jadi cinta
Sahabat kini tiba waktunya
Untuk meraih mimpi yang kita tunda
Bangkit dan raihlah bintangmu
Kita melangkah dengan pasti bersama
Sahabat tantang matahari
Jangan pernah berbalik arah
Yakin sahabat kau mampu
Taklukkan cahayanya
If you can dream it
You can get it my bestfriend
If you want it
You must get it my bestfriend
Saat terakhir kita sahabat
Ucapkan pisah dan rangkullah aku
Melangkahlah sejauh mungkin
Kau tk akan kulupakan
Hingga tiba saatnya
Senyum kini menyertai kita
Dengan membawa bintang yang telah kita dapat
Menenangkan kita selamanya
Langganan:
Postingan (Atom)